Tuesday, February 16, 2016

Khalifah Al-Mu'tasim Billah, penjaga kehormatan muslim!


Dahulu, di masa keemasan Islam, ada seorang teladan abadi sepanjang masa. Dia adalah khalifah al-Mu’tasim, khalifah Bani Abbasiyah (833-842 Masehi). Dialah yang menyambut seruan seorang muslimah yang dilecehkan tentara Romawi dengan mengirimkan pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah dan melibas seluruh tentara kafir Romawi di sana hingga bebaslah sang muslimah tadi dari tawanan Romawi. Kini, ketika ribuan muslimah dan muslim ditawan tentara-tentara kafir, dimanakah Al-Mu’tasim hari ini?
Teladan Heroik Pejuang Muslim
Pada Tahun 837 M pada zaman kekhalifahan ABU ISHAQ 'ABBAS AL-MU'TASIM IBN HARUN AR-RASYID (795-842 M) akrab disapa al-mu'tasim billah pada masa dinasti Abbasiyah. Ketika itu ada seorang budak wanita muslimah yang diganggu oleh orang Romawi 
saat berbelanja dipasar. sebagaimana kita ketahui, Muslimah itu cenderung dengan pakaian yang tertutup rapih menutupi auratnya. Namun itu malah memancing orang Romawi yang berpenyakit hatinya untuk mengganggu wanita tersebut. dia mengkaitkan pakaian wanita itu pada sesuatu sehingga saat wanita itu bergerak, tersingkaplah auratnya.Wanita itu yang konon berasal dari bani hasyim. Tak tahan dengan pelecehan tersebut, berteriaklah ia memanggil sang khalifah dengan kalimat yang sangat legendaris "WAA MU'TASIMAAH !" yang artinya "DIMANA KAU MU'TASIM, TOLONGLAH AKU".

Ammuriyyah, adalah sebuah kota dibawah kekuasaan Romawi masih di daerah benua asia, dimana wanita itu dilecehkan dan berteriak. Sedangkan Khalifah Al-Mu'tasim berada di pusat pemerintahan di kota Baghdad (sekarang irak). Namun saat teriakan itu sampai kepada Al-Mu'tasim. Beliau langsung memerintahkan panglima perang untuk mengumpulkan pasukan untuk memenuhi panggilan wanita itu.

Beribu-ribu pasukan langsung dikerahkan, banyak sekali sehingga saat pasukan itu berbaris, pasukan terdepan sudah ada di kota Ammuriyah, sedangkan pasukan yang ada di belakang masih di perbatasan kota Baghdad. Sebegitu seriusnya Khalifah Al-Mu'tasim dalam melindungi kehormatan seorang wanita, dan kehormatan Islam tentunya.

bertempurlah pasukan Islam dan pasukan Romawi 13 Agustus 833 M. 30.000 pasukan Romawi tewas, 30.000 pasukan romawi yang lain dijadikan budak. Tinta emas Islam mencatat, itulah kisah heroik yang sangat fenomenal, demi kemuliaan seorang wanita dan kemuliaan Islam.

Setelah selesai perang, khalifah Al-Mu'tasim mengunjungi rumah wanita tersebut, Beliau memerdekakan wanita tersebut dan menjadikan lelaki yang melecehkannya sebagai budaknya. Beliau (Khalifah Al-Mu'tasim) berbicara "wahai saudariku, Apakah aku telah memenuhi panggilanmu atasku?". Subhanallah..
Sejak Dahulu Kaum Muslimin Wajib Dibela!
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, dikisahkan ada seorang tukang emas Yahudi Bani Qainuqa menganiaya kehormatan seorang Muslimah dengan mengikat pinggir bajunya sehingga menyebabkan tubuhnya tersingkap. Saat itu, seorang pria Muslim kebetulan berada di sana dan membunuh orang Yahudi itu. Kemudian orang-orang Yahudi membalas dengan membunuh orang muslim itu. Keluarga pria itu memanggil kaum Muslimin untuk membantu dan Nabi SAW., mengirimkan pasukan melawan mereka dan setelah 15 hari pengepungan seluruh suku Bani Qainuqa diusir dari Madinah. Subhanallah!
Di masa Khalifah Umar bin Abdul-Aziz, beliau pernah mengirim surat kepada para tahanan perang Muslim di Konstantinopel. Beliau mengatakan kepada mereka:
“Kamu menganggap dirimu sebagai tahanan perang. Padahal kamu bukan tahanan perang. Kamu terkunci di jalan Allah. Aku ingin kamu tahu bahwa setiap kali aku memberikan sesuatu kepada kaum Muslim, aku memberikan lebih banyak untuk keluarga kamu dan aku mengirimkan sekitar 5 dinar untuk setiap salah satu dari kamu dan seandainya bukan karena aku takut bahwa diktator Romawi akan mengambilnya dari kalian, aku akan mengirimkan lebih. Aku juga telah mengirim banyak untuk menjamin pembebasan setiap salah satu dari kalian tanpa memikirkan berapa biayanya. Jadi bersukacitalah! Assalamu Alaikum. “
Dimanakah Al-Mu’tasim Hari Ini?
Kini, berapa banyak Muslimah yang dilecehkan kehormatannya oleh kuffar ? Berapa banyak Muslimah yang berteriak meminta tolong dari kedzoliman yang dideritanya? Berapa banyak kaum Muslimin yang ditawan pemerintahan kafir maupun pemerintahan murtad ? Bukankah sudah terdengar teriakan mereka dari penjara di Guantanamo (Cuba), Abu Gharib (Irak), Bagram (Afghanistan), Gaza (Palestina) Nusa Kambangan (Indonesia), dan penjara-penjara Amerika dan Inggris di seluruh dunia. Dimanakah Al-Mu’tasim hari ini?
Bukankah saudari Muslimah kita Afia Siddiqui sudah berteriak meminta pertolongan dari penjara pemerintahan Pakistan? Juga saudara Muslimah kita, Putri Munawaroh berteriak meminta pertolongan dari kedzoliman penjara Mako Brimob?
Bukankah Rasulullah SAW., bersabda,
“Berikanlah makan pada seseorang yang merasa lapar, kunjungilah seseorang yang sakit dan bebaskanlah seseorang yang ditawan.”
Beliau SAW., juga bersabda,
“Adalah sebuah kewajiban bagi Muslim dari harta mereka untuk membebaskan orang-orang yang berada dalam tahanan dan membayar tebusan.”
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
“Jika mereka menahan seorang Muslim, adalah sebuah kewajiban kita untuk tetap memerangi mereka sampai mereka membebaskan mereka atau mereka di musnahkan,”
dan dia juga berkata,
“Membebaskan Muslim dari tahanan adalah salah satu kewajiban yang besar dan membelanjakan kekayaan untuk membebaskan mereka adalah salah satu bentuk mendekatkan diri kepada Allah yang paling baik.”
Sahabat Umar Ibnu Khattab RA berkata,
“Bagiku membebaskan seorang Muslim yang berada ditangan Musyirikin lebih aku sukai daripada seluruh Jazirah Arab.” (Shahih Shahabi Jilid. 3).
Sejarah Islam telah menorehkan dengan tinta emas kisah-kisah heroik dan tauladan abadi dari mereka-mereka yang membela kehormatan kaum Muslimin yang ditawan musuhnya. Khalifah al-Mu’tasim adalah salah satu contoh yang paling fenomenal dalam menanggapi panggilan seorang Muslimah yang didzolimi kaum kafir. Kini, kaum Muslimin di berbagai penjuru dunia banyak dilecehkan dan ditawan di banyak penjara kaum kuffar. Lalu, dimanakah al-Mutasim hari ini?





1 comment: