Thursday, June 18, 2015

TUANKU UQBAH BIN NAFI' SANG PENAKLUK AFRIKA UTARA

Penaklukan Afrika Utara
Biografi
Ialah Uqbah bin Nafi' bin Abdil Qais Al-Fihri Al-Quraisy, seorang panglima dan penakluk tanah Afrika. Ia dilahirkan di Makkah pada tahun 1 sebelum Hijriyah atau pada tahun 622 M. Dikenal sebagai "Mrank Afrika" atau sebagai Penakluk Afrika. Ia dilahirkan pada masa-masa Rasulullah masih hidup yaitu pada tahun pertama sebelum Hijrahnya beliau ke Madinah. Ibunya berasal dari kabilah Muiz dari Bani Rabi'ah. Ini artinya bahwa Ibunya termasuk dari kaum Adnan yang telah masuk Islam, oleh karena itu Uqbah hidup dan tumbuh dalam lingkungan Islam, ia juga merupakan seorang sahabat Nabi karena hidup pada masa Nabi, iapun juga masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Amr bin Al-Ash dari pihak ibu. Bapaknya Nafi' bin Abdil Qais adalah seorang pemuka Makkah dan salah satu pahlawannya. Dan, nama Uqbah ini disematkan hanya kepada sedikit dari para pahlawan pemberani. Uqbah berasal Bani Fihr, yang terkenal masyarakatnya pandai menaiki kuda dan berani.




Masa Pertumbuhannya Dan Karirnya
     Lingkungan keislaman yang kuat serta tabiat militer dalam keluarganya sangat kuat membentuk dirinya menjadi pribadi prajurit yang sejati. Uqbah lahir pada masa Rasulullah masih hidup, dan ia bisa disebut sahabat karena hidup pada masa rasulullah, walaupun belum pernah menemani rasul. Ada yang mengatakan bahwa ia pernah menemani rasul, akan tetapi pendapat ini tidak mempunyai hujjah yang pasti.

     Adapun bakat kemiliteran dalam jiwanya adalah turunan dari keluarganya (bani Fahr). Pada masa lalu (masa jahiliyah) Bani Fahr masyhur dengan keahlianya dan kelincahanya dalam peperangan. Dan bani Fahr ini menjadi sangat berjasa dalam masa-masa penaklukan, ialah Amru bin Ash panglima yang paling terkenal dari bani Fahr dan menjadi simbol dalam penaklukan-penaklukan negara Islam. Uqbah bin Nafi' ikut juga ikut serta kedalam pasukan Amr bin Al-Ash disaat penaklukan Mesir, karena kegigihan dan keberaniaannya maka Amr bin Al-Ash pun mengirimnya ke negri Nobi untuk membebaskannya, disana Uqbah mendapatkan perlawanan yang keras dan sengit dari orang-orang Nobi. Lalu Amr menugaskannya untuk memimpin patroli pengintaian untuk mempelajari kemungkinan membuka daerah Afrika Utara dan mengamankan batas wilayah barat dan selatan Mesir melawan serangan Romawi dan para sekutunya Barbar.


     Pada tahun ke 21-H beliau ditugaskan oleh Amr bin Ash untuk memimpin pasukan ke daerah Zuwailah untuk menaklukanya secara damai. Sedangkan zuwailiyah itu sendiri terletak di ujung selatan Libia. Dan pasukan ini dengan izin Allah berhasil melaksanakan misinya. Dan mengusai daerah pesisir antara Burqah sampai zuwailiyah. Dan musuh pun bisa dipukul habis dan tidak dibiarkan ada didaerah itu. Dan disinilah ia mengukirkan banyak karya. Walaupun ia pernah beberapa kali diperintah untuk merintis penaklukan ke luar daerah ini (Burqah) ia tetap kembali ke daerah ini. Karena disinilah ia memulai perjalanan panjangnya yang Agung dalam membuka wilayah-wilayah untuk negara Islam.



     Adapun kota Qairawan yang ia bangun adalah bentuk kepedulianya akan penyebaran agama islam. Beliau ingin islam tetap eksis dan kuat berada di Afrika. Karena ia melihat sifat orang Afrika ini butuh kepada seorang pemimpin yang menguatkan keislaman mereka, karena jika pemimpin islam meninggalkan mereka ,mereka lebih memilih kepada  orang yang mengajak pada kekafiran. Semak belukar adalah bentuk awal dari kota Qairawan, sangat dipenuhi hewan buas dan ular-ular berbisa. Kemudian ‘Uqbah menyuruh pasukannya yang berjumlah sepuluh ribu itu untuk membabat dan membakar semak belukar itu untuk dijadikan sebagai lahan pembangunan. Awal pembangunannya adalah pada tahun 50-H dan selesai pada tahun 55-H. Iapun juga membangun sebuah masjid yang sampai saat ini masih tegak berdiri dengan nama Masjid Uqbah. Pada tahun 55 H/675 M, Muawiyah menggantikan posisi Uqbah dengan Abu Muhajir bin Dinar, ia adalah seorang yang terkenal memiliki kemampuan dan pandai dalam memimpin. Respon Uqbah ketika ia mendengar bahwa dirinya digantikan oleh Muhajir bin Dinar, ia segera menyambutnya dan melepaskan segala jabatannya serta mengatur tentaranya untuk menyambut kedatangan komandan pasukan yang baru, sungguh sifat seorang penakluk yang luar biasa, ia jadikan dunia hanya berada di genggaman tangannya tapi tidak masuk kedalam hatinya.



     Abu Muhajir mampu membawa banyak kemenangan strategi di wilayah Afrika Utara mengalahkan kekuasaan Romawi yang berada di daerah ini. Bahkan ia juga berhasil mengajak seorang tertua suku Barbar bernama Kasilah bin Lumzum yang amat disegani oleh para pengikutnya serta beragama Nasrani taat untuk masuk kedalam Islam. Namun Kasilah bin Lumzum berkhianat nantinya dan menampakan kekafirannya.



Kembalinya Sang Singa

     Setelah Muawiyah wafat dan Khilafah digantikan oleh anaknya Yazid bin Muawiyah, Khalifah mengembalikan lagi posisi Uqbah sebagai panglima pasukan pada tahun 62 H/682 M, dan Khalifah mengangkatnya sebagai wali di Magrib, lalu Uqbah menuju ke Qairuwan. Singa yang buas, Uqbah bin Nafi' kembali memimpin Jihad di negri Magrib. Dan Abu Muhajir berpindah ke barisan tentara mendukung kepemimpinan Uqbah bin Nafi', kemudian Uqbah meneruskan penaklukan yang telah dilakukan oleh Abu Muhajir. Disaat pasukannya telah sampai didepan pintu kota Tangier, Abu Muhajir mengatakan kepada Uqbah bahwa kota ini adalah kota Kasilah bin Lumzum, seorang Nasrani yang telah masuk Islam pada masa kepemimpinannya. Namun Uqbah tidak begitu saja percaya dan meneruskan penaklukannya kewilayah Tangier dan sekitarnya. Lebih-lebih Romawi memiliki banyak pasukan yang ditempatkan di Magrib Tengah (Wilayah Al-Jazair).


Topan Yang Menghancurkan
     Uqbah dan tentaranya berangkat dari Qairuwan tanpa ada seorang atau tentara satupun yang berani menghadang. Semuanya melarikan diri dari hadapan mereka. Ketika ada satu pasukan yang berani melakukan perlawanan, Uqbah dan pasukannya menyambar mereka seperti halilintar yang membakar. Uqbah membuka kota Baghayah, kemudian mereka berhenti di kota Tlemecen, yaitu salah satu kota terbesar di Magrib Tengah. Kota itu bercokol tentara Romawi yang sangat banyak jumlahnya juga orang-orang kafir Barbar. Melihat itu Uqbah lalu mempersiapkan pasukannya, diiringi dengan teriakan Takbir yang saling saut bersautan, maka terjadilah perang yang cukup sengit diantara kedua pasukan. Dalam peperangan itu pasukan Romawi dan Barbar menunjukan keberanian dalam menghadapi maut, hari itu merupakan hari yang sulit bagi Kaum Muslimin, sehingga Allah menurunkan pertolongannya kepada mereka. Pasukan musuh akhirnya berhasil di sudutkan hingga mundur ke daerah Az-Zab.

     Uqbah lalu mencari tahu tentang kekuatan kota Zab sebelum melakukan persiapan penyerangan, dari sana diketahui bahwa kota Zab memiliki empat daerah yang cukup besar dan strategis. Yang pertama adalah daerah yang ditempati oleh raja wilayah itu, disekitar kota itu terdapat tiga ratus enam desa yang sudah dibangun. Uqbah lalu membuka daerah itu dan menaklukan desa-desanya, para pasukan Romawi yang berjaga di tempat itu tidak mampu menahan laju Uqbah dan pasukannya yang menyerangnya secara bertubi-tubi, hati mereka seakan menahan beban ketakutan yang luar biasa, saking besarnya rasa takut itu membuat mereka tidak mampu menampakan diri mereka di hadapan pasukan Muslimin dan memilih untk lari  seperti tikus yang melihat seekor kucing. Setelah berhasil menaklukan daerah pertama, Uqbah lalu melanjutkan ke daerah Taharat. Melihat itu pasukan Romawi meminta bantuan kepada suku Barbar yang menyembah patung-patung, dan mereka bergabung dengan suku itu untuk menahan laju kaum muslimin yang seakan tidak sabar untuk membuka semua kota di Afrika. Mengetahui hal itu, Uqbah lalu berdiri menyampaikan Khutbah dihadapan tentaranya dengan kata-kata yang kuat mencerminkan risalah seorang pejuang dijalan Allah, "Wahai manusia, sesungguhnya orang yang paling mulia dan terpilih diantara kalian adalah orang-orang yang Allah ridha terhadap mereka , dan Allah telah turunkan kepada mereka Kitab-Nya. Berbaitlah kepada Rasulullah dengan penuh keridhaan untuk memerangi orang-orang yang kafir kepada Allah sampai pada hari kiamat. Mereka adalah orang-orang yang paling mulia diantara kalian dan orang-orang yang lebih dahulu dari pada kalian dalam berbaiat. Mereka telah menjual diri mereka kepada Allah semesta alam untuk mendapatkan keuntungan yang besar, yaitu surga-Nya. Kalian sekarang berada di negri yang asing, tapi sesungguhnya kalian telah bertransaksi dengan Tuhan semesta alam. Dia melihat kalian di tempat ini, dan kalian tidak datang ketempat ini selain untuk mencari keridhaan-Nya, mengagungkan Agama-Nya, maka berbahagialah, ketika musuh begitu banyak dihadapan kalian, janganlah kalian gentar ataupun takut, karena mereka akan takluk di kaki-kaki kalian jika Allah menghendaki. Tuhan kalian tidak akan menyerahkan kalian, maka kalahkan mereka dengan hati yang bersungguh-sungguh, karena sesungguhnya Allah telah menjadikan ketakutan bersarang di hati-hati para pendosa." kata-kata ini telah mengobarkan semangat pasukannya, dan telah memberikan pelajaran yang berharga untuk generasi setelahnya mengenai hakikat dakwah seorang pejuang.

     Pekikan takbir melaung-laung di cakrawala, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!" membuat semakin takut dan gentar pasukan Romawi yang didukung suku Barbar, mereka merasa bahwa mereka bukan hanya sedang melawan satu pasukan muslim, tetapi mereka sedang melawan satu kekuatan besar yang tidak mungkin mereka kalahkan. Mata-mata pasukan muslimin begitu merah menyala seakan membakar tubuh musuh-musuhnya, satu perintah panglimanya saja akan mampu membumi hanguskan seluruh pasukan musuh yang ada di depannya, inilah klimaks semangat jihad kaum muslimin. Pekikan dan teriakan takbir mereka saja sudah mampu untuk meruntuhkan mental pasukan Romawi dan pendukungnya. Maka bertemulah kedua pasukan itu di medan pertempuran, para panglima Romawi berusaha menaikan kembali moral pasukannya namun hal itu sudah terlambat, pasukan Muslim menyerang bagaikan satu pasukan yang haus akan darah, meyabet seluruh pasukan Romawi dengan garangnya hingga akhirnya pasukan Romawi dan sekutunya berhasil dikalahkan dan pertempuranpun dimenangkan oleh pasukan Muslimin. Setelah itu Uqbah melanjutkan perjalanannya hingga sampailah ia di depan kota Tangier, disana salah seorang pemimpin pasukan Romawi yang bernama Julian menyatakan ketundukannya kepada Uqbah dan bersedia membayar Jizyah. Lalu Uqbah bertanya kepada Julian mengenai rencana pembukaan Andalusia. Julian berkata, "Apakah anda akan membiarkan orang-orang kafir Barbar berada di belakang anda dan mengancam kemegahan anda disaat anda sedang berada di Eropa?" Uqbah bertanya, "Dimanakah orang-orang kafir Barbar?" Mereka ada di negri Sous, mereka adalah orang-orang yang pemberani dan suka menolong" Lalu Uqbah bertanya lagi, "Apa agama mereka?" "Mereka tidak memiliki agama karena mereka kaum Majusi," Jawab Julian.

     Kemudian Uqbah mengarahkan pasukannya menuju negri Sous, bagaikan topan yang menerjang dan menyapu bersih setiap kotoran yang ada di hadapannya, ia menerobos segala penjuru negri ini dan mengalahkan setiap pasukan Barbar yang ia temui hingga akhirnya ia sampai di Samudera Atlantik, dengan hati yang sungguh-sungguh ia berkata, "Ya Rabb, jika tidak ada samudera ini, sungguh aku akan melewati negri ini untuk berjuang di jalan-Mu, Ya Allah, saksikanlah bahwa aku telah mencurahkan seluruh tenaga, jika tidak ada lautan ini, sungguh aku akan memerangi orang-orang yang mendustakan-Mu sampai tidak ada seorangpun menyembah selain-Mu."

Syahidnya Sang Pahlawan
     Uqbah telah mampu mewujudkan tujuannya dalam gerakan pembukaan Islam di Utara Afrika, Kabilah Barbar telah tunduk kepadanya. Uqbah telah menciptakan ketakutan yang luar biasa di dalam dada-dada para penjajah. Setelah selesai menaklukan wilayah Afrika Utara, ia memutuskan untuk kemabali ke Qairuwan. Ketika sampai di Tangier ia memberi izin kepada pasukannya untuk berpencar dan maju ke arah Qairuwan secara berkelompok-kelompok, karena ia percaya akan apa yang didapatkan dari musuhnya berupa keundukan dan keimanan dari pemilik kota Tangier ini. Namun ternyata perkiraan Uqbah salah, ketika Uqbah dan tiga ratus pasukannya sampai di kota Tahuda, pasukan Romawi dan Barbar kemudian menutup pagar kota itu, melihat itu Uqbah berusaha tetap tenang dan berusaha mengajak mereka untuk masuk kedalam Islam, namun ajakan yang begitu indah itu tidak di indahkan oleh mereka, disinilah Kasilah bin Lumzum menampakan kekafirannya, ia mengkhianati Uqbah dan mengumpulkan pasukan yang jumlah banyaknya untuk menyerang pasukan Uqbah yang hanya berjumlah tiga ratus orang itu, kejadian ini membuat Uqbah sangat marah dan memerintahkan pasukannya untuk bersiap siaga menghadapi pasukan Kasilah bin Lumzum, pada saat itu Abu Muhajir berada dalam pasukan Uqbah namun Uqbah marah kepadanya dan menawannya. Ketika Abu Muhajir melihat pasukan Kasilah menyerang, ia melantunkan bait-bait syair Abu Mahjan At-Tsaqafi yang terkenal :
    Cukuplah kesedihan jika kuda itu memakai topeng
    Dan aku dibiarkan terjerat dan terbelenggu
    Jika aku berdiri tali yang mengikatku besi
    Jika pertempuran ditutup tanpa aku, maka akan menjadi tuli orang yang memanggil


    Mendengar lantunan itu, Uqbah melepaskan belenggu Abu Muhajir sambil berkata kepadanya, "Kebenaran ada di Qairuwan, dan laksanakanlah urusan kaum muslimin, karena aku ingin mencari Syahadah (Mati syahid)." Abu Muhajir berkata, "Aku juga ingin mati syahid." kemudian melesatlah mereka berdua ke tengah-tengah peperangan hingga akhirnya Uqbah dan semua orang yang bersamanya memperoleh kemuliaan berupa mati syahid. Peristiwa itu terjadi pada tahun 63 H/ 683 M, dikenal dengan Perang Mammas.

    Uqbah bin Nafi' merupakan teladan dalam ibadah, akhlak, wara', keberanian dan keteguhan. Ia juga seorang ahli strategi perang yang handal, memliki kemampuan yang luar biasa dalam memimpin. Tidak heran jika sangat dicintai oleh bawahannya maupun oleh amirul mu'minin. Doanya dikabulkan, pendapatnya dimenangkan. Ia sama sekali belum pernah kalah dalam pertempuran, dalam perangnya ia selalu menggunakan strategi yang baru, tak terduga dan serangan mendadak. Ia telah menanamkan pengaruh yang besar di dalam jiwa orang-orang Barbar dengan kesyahidan dan keberaniannya, sehingga ia di juluki dengan "Tuanku Uqbah".

Peninggalan Uqbah bin Nafi'


Kota Tangier
Samudera Atlantik, pembatas Afrika Utara dengan Eropa
Kota Qairawan
Masjid Uqbah bin Nafi'

4 comments:

  1. A good entry on Islam in North Africa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas responnya.
      Jika tidak keberatan, mohon di Subscribe Channel Youtube saya mengenai sejarah di https://www.youtube.com/user/novalhardian337. Terima Kasih

      Delete
  2. Replies
    1. Terima kasih atas responnya.
      Jika tidak keberatan, mohon di Subscribe Channel Youtube saya mengenai sejarah di https://www.youtube.com/user/novalhardian337. Terima Kasih

      Delete